Bibliografi

A. Pengertian Bibliografi
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku. Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.


B. Fungsi Bibliografi
Fungsi sebuah bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu.
 Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus dicantumkan pula nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah bibliografi memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan bibliografi seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.
Di pihak lain bibliografi dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa bibliografi itu dapat pula dilihat sebagai pelcngkap? Karena bila seorang pembaca iugin mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya dalam bibliografi. Dalam bibliografi dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.


C. Manfaat Bibliografi
Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:
  • Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya
  • Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat
  • jumlahnya
  • Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan
  • tepat
Oleh karena itu penyusunan suatu daftar bibliografi mempunyai fungsi utama untuk membantu pemakai mencari dan menelusuri informasi tertentu. Fungsi lain dari bibliografi adalah sebagai bagian dari jasa pelayanan perpustakaan kepada pemakai. Dengan menerbitkan suatu bibliografi, pustakawan dapat menawarkan koleksinya kepada pemakai tanpa harus mengeluarkan seluruh koleksi yang dimilikinya, serta dapat menjangkau pengguna yang tinggal jauh dari perpustakaan.
Dengan demikian maka, bibliografi dapat digunakan sebagai:
  • Bahan rujukan terhadap koleksi perpustakaan
  • Daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan
  • Daftar informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan sebagainya.

D. Macam-Macam Bibliografi 
Terbitan bibliografi sering tidak menggunakan kata bibliografi. Beberapa contoh ada yang menggunakan index, catalog dan sebagainya. Namun pada hakikatnya terbitan yang dimaksudkan adalah sebagai bibliografi. Macam-macam bibliografi yaitu :
1.       Bibliografi universal termasuk catalog tercetak dari perpustakaan nasional yang besar

2.       Bibliografi nasional

3.       Bibliografi niaga termasuk cantuman perdagangan buku serta catalog niaga
4.       Bibliografi selektif atau elektif
5.       Bibliografi incunabula(buku langka)
6.       Bibliografi karya anonym dan pseudonym
7.     Senarai majalah termasuk daftar majalah yang masih terbit, senarai majalah retrospektif dan daftar lokasi
8.       Daftar tesis
9.       Bibliografi subjek termasuk indks dan abstrak
10.   Bibliografi pengarang
11.   Bibliografi dari bibliografi

Unsur-unsur  bibliografi (daftar pustaka)
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah:

1).    Nama penulis, yang dikutip secara lengkap.
Untuk penulis-penulis asing nama keluarga diletakan paling depan. Hal ini menentukan urutan huruf dalam daftar pustaka. Untuk penulis Indonesia yang menentukan urutan alfabetisnya ialah huruf pertama. Nama sendiri.
Jika penulis terdiri dari dua atau tiga orang, semua nama dicantumkan. Jika penulis lebih dari tiga orang ditulis singkatan et. al. (dan kawan-kawan/dkk).
Jika dalam sumber bacaan terdapat beberapa tulisan yang di tulis oleh penulis yang sama maka sumber bacaaan itu disusun berurutan. Nama penulis hanya ditulis  urutan pertama, karya urutan kedua dan sterusnya tidak ditliskan tetapi diganti dengan garis sepanjang tujuh ketkan. Nama penulis meupun garis, diakhiri dengan titik.

2).    Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
Cara menuliskan judul buku pada catatan kaki sama dengan cara menuliskan di daftar pustaka. Judul tulisan ketik dengan huruf kapital untuk setiap awal kata kecali kata tugas. Judul buku diletakan diantara tanda kutip dan diakhiri dengan tanda koma. Judul buku diketik dengan dengan jarak dua ketukan dari tanda titik di belakang nama penulis.

3).    Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
Data publikasi dimulai dengan tempat penerbitan dan akhiri dengan titik dua, kemudian dengan jarak satu sela ketukan dilanjutkan dengan nama badan penerbit, ditutup dengan koma, sela satu ketukan kemdian diikuti tahun penerbitan yang ditulis dengan angka arab dan diakhiri dengan titik. Jarak data publikasi dengan judul dua sela ketukan.

4).    Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
Dalam daftar pustaka nama buku atau nama majalah dengan cara yang sama dengan judul tulisan yaitu dengan huruf kapital untuk setiap awal kata dan diberi garis bawah. Nama buku diakhiri dengan tanda titik, tetapi untuk nama majalah diakhiri dengan tanda koma.

E. Jenis-jenis Bibliografi

Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan tergantung pada jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar isi. Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi :
1).    Bibliogrfi deskriptif:
Yaitu bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta kata kunci dan abstrak yang tertulis.
2).    Bibliografi evaluatif:
Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka.Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau artikel.

F. Cara Penyusunan Bibliografi (Daftar Pustaka)
 
1.  Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad
2.   Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad
3.  Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, untuk referensi kedua dan berikutnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan
4.    Jarak antara baris dengan baris untuk satuu referensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi
5. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan kedalam sebanyak tiga atau empat ketikan

Cara menyusun bibliografi ditentukan oleh bahan referensi itu sendiri. Penyusunan bibliografi untuk buku berbeda dari majalah, dan majalah berbeda dari koran, dan demikian pula halnya dengan bahan-bahan yang belum diterbitkan, seperti skripsi, tesis, atau disertasi. Walaupun terdapat perbedaan-perbedaan antara jenis-jenis kepustakaan itu, terdapat tiga hal penting yang harus selalu dicantumkan, yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi.

Urutan informasi-informasi tersebut juga berbeda-beda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya; maupun antara institusi yang satu dengan yang lainnya. Sebagian disiplin ilmu/instansi, misalnya mengurutkan nama pengarang, tahun terbit, judul referensi, tempat terbit, dan perusahaan/instansi penerbit. Sebagian disiplin ilmu/instansi lain mungkin menempatkan informasi tentang tahun terbit setelah judul buku atau pada bagian akhir. Namun, secara umum, ilmu-ilmu sosial-budaya cenderung mengikuti gaya Publication Manual of the American Psvochological Association (Fourth Edition), 1995, yang lebih dikenal dengan APA Style. Dan mengingat penggunaannya yang begitu meluas, gaya inilah yang akan diuraikan dalam bagian-bagian beriktu.


1. Ketentuan Umum
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar referensi berdasarkan APA Style adalah:
a. Daftar referensi disusun berdasarkan urutan abjat pada nama belakang (surname) penulis dan tidak diberi nomor urut.
b. Baris-baris dalam sebuah sumber referensi berjarak satu spasi, sedangkan jarak antara sumber referensi yang satu dengan yang lain adalah dua spasi.
c. Tiap baris pertama sumber referensi disusun sejajar secara vertikal, dimulai dari marjin kiri, sedangkan baris kedua dan selanjutnya (bila ada) dimasukkan ke dalam sejauh lima ketukan.
d. Bila ada dua atau lebih referensi yang ditulis oleh pengarang yang sama, pengulangan namanya digantikan dengan sebuah garis sepanjang lima hingga tujuh ketikan. Buku yang tahun terbitnya lebih kecil (terbit labih dahulu) harus dicantmkan lebih awal.
e. Bila ada dua atau lebih referensi yang ditulis oleh pengarang yang sama dalam tahun yang sama, masing-masing diberi petunjuk berupa huruf kecil, yaitu a, b, c, dan seterusnya, dan diurutkan sesuai dengan pemunculannya sebagai sumber kutipan dalam karangan.


2. Ketentuan Khusus

(a) NONPERIODICAL (BUKU, LAPORAN, BROSUR, SKRIPSI, TESIS, DISERTASI BUKU PENTUJUK, MEDIA AUDIOVISUAL, DAN WEBSITE)

(1) Buku dengan seorang pengarang
Moore, Roger. 1999. An Introduction to Fiction. Cambridge: W. Hudson & Sons.

(2) Buku dengan dua atau tiga pengarang
Brown, H.A. 1999. An Introduction to Linguistics. (Rev. Ed.). Boston: Allyn Books Ltd.

(3) Buku dengan banyak pengarang
Gibbs, Alton J. T. et al. 1991. A Linguistic Introduction to History. London: Hans & Sons.

(4) Bagian Sebuah Buku (misalnya: Bab)
Massaro, D. 1992. “Broadening the domain of the fuzzy logical model of perception,” in H. L . Pick, Jr., P. van den Broek, & D. C. Knill (Eds.), Cognition: Conceptual and Methodological Issues (pp. 81-84). Washington DC: American Psychological Association.
(a) Bila nama pengarang diketahui, nama itulah yang mengawali referensi. Bila tidak ada nama pengarang, judul bab tersebutlah yang harus dicantumkan di awal.
(b) Judul bab diapit oleh tanda petik, yang kemudian diikuti oleh nama editor, dan akhirnya judul buku yang dicetak miring.

(5) Artikel dalam Situs Internet (website)
(a) Bila sumber tulisan diperoleh dari internet, waktu (tanggal, bulan dan tahun) serta sumber (laman) pengunduhan harus disebutkan. Penulisan dalam bahasa Indonesia menggunakan istilah “diunduh”, sedangkan penulisan dalam bahasa Inggris menggunakan istilah “retrieved”. (Lihat contoh-contoh di atas.

(6) Ensiklopedia atau Kamus
Merriam-Webster's collegiate dictionary (10th ed.). 1993. Springfield, MA: Merriam Webster.
(a) Untuk referensi utama dengan jumlah editor yang banyak, seperti ensiklopedia atau kamus, hanya editor pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik. Editor lainnya diwakili oleh istilah et al.

(7) Artikel dalam sebuah Ensiklopedia
(a) Bila nama pengarang diketahui, nama itulah yang mengawali referensi. Bila tidak ada nama pengarang, judul artikel tersebutlah yang harus dicantumkan di awal.
(b) Judul artikel diapit oleh tanda petik, sedangkan nama ensiklopedia dicetak miring.
(c) Judul artikel dan judul ensiklopedia dipisah oleh tanda koma.
(d) Perhatikan penyebutan nomor volume dan halaman sumber artikel.
(e) Perhatikan perbedaan penempatan tahun terbit antara artikel dengan dan tanpa nama penulis.
Bergmann, P. G. 1993. “Relativity,” In The new encyclopedia Britannica (Vol. 26, pp. 501¬508). Chicago: Encyclopedia Britannica.

(8) Makalah yang Dipresentasikan Tapi Tidak Dipublikasikan
• Susun tulisan-tulisan tanpa nama pengarang dengan menuliskan kata inti pertama dalam judul.
• Di dalam karangan (teks), gunakan judul yang pendek, diberikan tanpa petik, dan ditempatkan dalam tanda kurung. Contoh: (“New Drug,” 1993).
• Sebutkan nomor halaman artikel surat-kabar dengan menggunakan “p” atau “pp”
“New Drug Appears to Sharply Cut Risk of Death From Heart Failure.” (1993, July 15). The Washington Post, p. A12.
 


Sumber :

Kenakalan Remaja

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhir-akhir ini banyak sekali berita di media cetak dan elektronik tentang keadaan remaja saat ini. Contohnya seperti, tawuran mahasiswa akhir-akhir ini di Jakarta dan di luar Pulau Jawa. Tidak hanya menggunakan tangan kosong, tetapi mahasiswa juga banyak membawa senjata tumpul dan tajam. Banyak sekali yang menjadi provokatornya.

Hal itu semua terjadi karena hal-hal yang kecil, seperti saja tidak sengaja menabrak atau berkata yang tidak sopan kepada orang lain. Selain orang zaman sekarang, mudah terbawa dan meledak emosinya, tetapi juga karena lingkungan dan pergaulan mereka. Memang zaman sekarang, para remaja mudah dan gampang untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan mereka, seperti berkata buruk, merokok, berjudi, pemakai dan pengedar narkoba, serta hamil di luar nikah atau terkena penyakit HIV/AIDS. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna narkoba suntik di seluruh dunia menurut laporan Jurnal Kedokteran Inggris. Mereka menyatakan sekitar tiga juta pengguna narkoba suntik di dunia yang kemungkinan positif terkena penyakit AIDS.

Dan hal yang sama, juga berasal dari kutipan berita oleh BBC. Saluran televisi internasional itu menyatakan, bahwa empat puluh persen pengguna narkoba, terutama narkoba suntik, tersebar di sembilan negara. Di berbagai negara di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Eropa Timur, tingkat infeksinya HIV di kalangan pengguna jarum suntik di atas empat puluh persen. Di Estonia, angka itu lebih dari tujuh puluh dua persen.

Dalam kasus lain, di Indonesia banyak kejadian anak SMP, bahkan anak SD sudah merokok layaknya orang dewasa. Hal ini justru akan membuat anak-anak itu hidupnya menjadi tidak sehat. Yang membuat hal ini makin menjadi adalah, karena mereka hampir semua disebabkan oleh pergaulan mereka di sekolah, di masyarakat, dan juga di rumah. Contohnya, seperti : teman-temannya merokok sepulang sekolah. Dia lalu ditawari sebatang rokok. Awalnya dia tak mau, tapi lama-kelamaan hal itu menjadi kesenangan dan kesehariannya. Iklan-iklan rokok di sepanjang jalan, di media massa, dan elektronik juga makin membuat hal ini tambah parah.

Dalam karya ini, saya ingin memperlihatkan bagaimana keadaan pergaulan remaja di Indonesia saat ini yang berada dalam keadaan kritis. Dan, saya juga ingin memberikan manfaat dan cara-cara penanggulangan bahaya dari pergaulan remaja, dengan melakukan berbagai macam hal dan tindakan yang berguna bagi keluarga, bangsa, dan agama sesuai dengan judul dari karya ilmiah ini.
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan secara ringkas dan jelas, latar belakang masalah penelitian ini, yakni :
1. Permasalahan lingkungan dan pergaulan para remaja pada saat sekarang.
2. Perlunya mencari cara-cara penyelesaian dari berbagai macam masalah yang ada dalam pergaulan para remaja.
3. Memberikan manfaat dan pengubah pola pikir respon pembaca terhadap pergaulan remaja dengan baik.


B. Rumusan Masalah
a.  Apakah ada pengaruh dari pergaulan sekitar remaja dengan sikap dan perilaku remaja ?
b. Peranan dan bimbingan dari orang tua, guru, masyarakat, atau media pendidikan yang seperti apa yang akan membawa sikap dan perilaku dari remaja itu lebih baik ke depannya nanti ?


C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menegetahui seberapa besar perbedaan sikap dan perilaku kelompok- kelompok remaja.
2. Mengetahui seberapa kuat efek pergaulan dalam kehidupan para remaja.
3. Mengetahui seberapa kuat pengaruh dari orang tua, guru, peran masyarakat, dan media pendidikan dalam membentuk kepribadian para remaja.
4. Memberi motivasi kepada orang tua, guru, peran masyarakat, dan media pendidikan supaya lebih santai dan lebih benar dalam menyelesaikan berbagai permasalahan remaja saat ini.
5. Mengetahui cara-cara pencegahan dan penyebaran terhadap pengaruh pergaulan para remaja.


D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini juga bermanfaat untuk :
1. Memberikan informasi ke orang tua dan guru bahwa penelitian ini dapat digunakan untuk menyikapi, menanggulangi, dan menyadarkan kepada anak dan anak didiknya.
2. Memberikan semangat baru dalam pendidikan pergaulan remaja, termasuk di rumah dan di sekolah.
3. Memberikan pengetahuan yang lebih baru dan lebih luas tentang remaja.
4. Memberikan rasa percaya diri dan keberanian bagi para remaja.
5. Memberikan rasa lebih berhati-hati dan lebih peduli dengan lingkungan pergaulannya.

Sumber :

Tugas Sekolah SMA Negeri 50 Jakarta
Denindro Ratio, Rifai Ahmad dkk. 2011 Kenakalan Remaja. Jakarta : SMA Negeri 50 Jakarta


Karangan

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur atau pengertian lainnya yaitu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah
1. Karangan Narasi
2. Karangan Deskripsi
3. Karangan Eksposisi,
4. Karangan Argumentasi
5. Karangan Persuasi.

1. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah
perjalanan, biografi, otobiografi.
 
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
    a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
    b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
    c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
    d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

Bentuk Karangan Narasi




2. Karangan Deskripsi
       
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
    a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
    b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
    c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
    d.  Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

Bentuk Karangan Deskripsi :




3. Karangan Eksposisi
       
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
 
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
    a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
    b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
    c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
    d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
    e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Bentuk Karangan Eksposisi :



4. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
    a.  Terdapat himbauan atau ajakana)     
    b.  Berusaha mempengaruhi pembaca 

Bentuk Karangan Persuasi :


5.  Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
 
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
    a.    Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itudiakui oleh pembaca
    b.   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
    c.   Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
    d.   Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
    e.   Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian

Bentuk Karangan Argumentasi :



1. Karangan ilmiah

      Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
      Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Ciri-Ciri Karangan Ilmiah:

a.    Menyajikan fakta objektif secara sistematis
b.    Pernyataan cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan
c.    Penulisnya tidak mengejar kuntungan pribadi
d.    Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural
e.    Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
f.    Tidak emotif menonjolkan perasaan
g.    Tidak bersifat argumentatif, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta

Macam-Macam Karangan Ilmiah:

1.    Makalah, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berfikir deduktif atau induktif. Makalah disusun biasanya untuk memenuhi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah. Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya, makalah adalah bentuk karangan ilmiah yang paling sederhana.
2.    Kertas kerja, seperti haknya makalah, kertas kerja juga merupakan karangan ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris dan objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam di bandingkan analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya. Jadi, tujuan utanmanya adalah untuk dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah.
3.    Skripsi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Biasanya skripsi ditulis untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana.
4.    Tesis, adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan bari yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih. Dengan kata lain, tesis adalah karya tulis yang membahas suatu pernyataan atau teori yang didukung oleh sejumlah argument yang dapat dipertanggungjawabkan. Tesis biasanya ditulis untuk melengkapi ujian sarjana strata dua (magister).
5.    Disertasi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji suatu pendidikan tinggi. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Intinya disertasi adalah karya ilmiah yang mengemukakan satu atau beberapa dalil disertai pembuktian berdasarkan data dan fakta yang diamatinya. Disertasi merupakan karya ilmiah untuk memperoleh gelar doktor. 

2. Karangan Non Ilmiah

      Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
a.    Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b.    Fakta yang disimpulkan subyektif,
c.    Gaya bahasa konotatif dan populer,
d.    Tidak memuat hipotesis,
e.    Penyajian dibarengi dengan sejarah,
f.    Bersifat imajinatif,
g.    Situasi didramatisir,
h.    Bersifat persuasif.
i.     Tanpa dukungan bukti

3. Karangan Semi Ilmiah (Populer)

      Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.



Analisis Artikel Ekonomi

Respons Investasi, Pemkab Cianjur Sediakan 1.000 Hektar Lahan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, punya cara tersendiri dalam merespons minat investasi di daerahnya. Penyediaan lahan hingga pemangkasan perizinan menjadi jawaban atas kritikan banyak pihak yang menyebut pemerintah daerah pada umumnya tak responsif terhadap investor.

"Kami merevisi Peraturan Daerah Nomer 7 Tahun 2011. Jadi dengan Perda itu kami sediakan lahan 1.000 hekatr untuk kawasan Industri," ujar Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Cianjur, Endang Suhendar di Cianjur, saat ditemui akhir pekan.

Selain itu ucap dia, Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur juga memangkas waktu pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) dari tadinya 30 hari menjadi 14 hari. Bahkan, kata dia, bila tak ada masalah persyaratan maka dalam tempo seminggu izin itu sudah turun.

Endang sadar betul bahwa investor tak akan mau berinvestasi bila perizinan di daerah masih rumit. Oleh karena, itu kata dia, Pemkab Cianjur berinisiatif melakukan pemangkasan perizinan.

Selain itu, aspek infrastruktur juga menjadi sangat krusial. Sebab, berdirinya pabrik-pabrik baru akan menjadi daya tarik bagi masyakarat karena terciptanya lapangan kerja. Infrastruktur jalan pun menjadi sangat krusial karena menjadi akses utama keluar masuk kendaraan perusahaan. Oleh karena itu kata Endang, pelebaran jalan pun akan dilakukan sehingga akses distribusi barang atau orang dari dan ke pabrik itu nantinya tak terganggu.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memuji Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur lantaran respons yang diberikan kepada para investor. Menurut BKPM, sudah seharusnya pemerintah daerah melakukan berbagai inisiatif terobosan sehingga investor nyaman untuk berinvestasi di daerah tersebut.

Berbagai upaya percepatan perizinan investasi yang dilakukan pemerintah pusat, umpamanya melalui sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), dinilai tak akan optimal bila perizinan di daerah masih berbelit-belit. Pada akhirnya, respons pemerintah daerah pula lah yang akan menentukan apakah suatu investasi bisa terealisasi ataukah tidak.



Hasil Analisa Artikel diatas adalah :

1. Artikel diatas mengangkat topik mengenai “Perekonomian di Indonesia” dengan Tema “Respon para investor”.  Artikel tersebut berjudul “Respons Investasi, Pemkab Cianjur Sediakan 1.000 Hektar Lahan” yang bersumber pada http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/10/05/033405926/Respons.Investasi.Pemkab.Cianjur.Sediakan.1.000.Hektar.Lahan

2. Artikel tersebut terdiri dari 7 paragraf. Terdiri dari kurang lebih 250 kata.

3. Paragraf pertama menggunakan pola sebab-akibat, hal tersebut terlihat dari kalimat berikut:
Sebab : “Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, punya cara tersendiri dalam merespons minat investasi di daerahnya”
Akibat : “Penyediaan lahan hingga pemangkasan perizinan menjadi jawaban atas kritikan banyak pihak yang menyebut pemerintah daerah pada umumnya tak responsif terhadap investor”.

4. Pada paragraf di 1 diatas juga dapat dengan mudah kita tentukan kalimat utamanya (ide pokok) dalam paragraf tersebut karena kalimat utamanya berada pada kalimat pertama karena kalimat tersebut menjelaskan pada kalimat sesudahnya

5. Pada paragraf kedua, terdapat kalimat langsung, yang dikutip dari Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Cianjur, Endang Suhendar, dikatakan kalimat langsung karena kalimat tersebut diiringi tanda petik. Terlihat dari kalimat : " Kami merevisi Peraturan Daerah Nomer 7 Tahun 2011. Jadi dengan Perda itu kami sediakan lahan 1.000 hekatr untuk kawasan Industri,"

6. Pada paragraf ketiga ini masih berupa lanjutan dari paragraf sebelumnya

7. Paragraf keempat ini berisi kalimat langsung yang berguna untuk memperkuat kalimat tidak langsung pada paragraph sebelumnya yaitu “Oleh karena, itu kata dia, Pemkab Cianjur berinisiatif melakukan pemangkasan perizinan”

8. Paragraf kelima ini menggunakan pola sebab-akibat, terlihat dari :
Sebab 1 : “Sebab, berdirinya pabrik-pabrik baru akan menjadi daya tarik bagi masyakarat karena terciptanya lapangan kerja.”
Sebab 2 : “Infrastruktur jalan pun menjadi sangat krusial karena menjadi akses utama keluar masuk kendaraan perusahaan.”
Akibat2 : “pelebaran jalan pun akan dilakukan sehingga akses distribusi barang atau orang dari dan ke pabrik itu nantinya tak terganggu.”

9. Pada paragraf keenam diatas juga dapat dengan mudah kita tentukan kalimat utamanya (ide pokok) dalam paragraf tersebut karena kalimat utamanya berada pada kalimat akhir atau disebut juga dengan paragraf induktif.

10. Pada paragraf yang terakhir merupakan kesimpulan secara keseluruhan pada artikel tersebut yang merupakan ide pokok paragraf tersebut adalah di akhir kalimat yaitu : “Pada akhirnya, respons pemerintah daerah pula lah yang akan menentukan apakah suatu investasi bisa terealisasi ataukah tidak.”